Shinta Nazwa, Mahasiswi Farmasi UNJA Raih Gelar Putri Melayu Jambi 2025

JAMBI, bungopos.com - Langkah anggun Shinta Nazwa di panggung Festival Batanghari, Taman Putri Pinang Masak Jambi, pada Minggu malam (4/8/2025), menjadi sorotan banyak mata. Senyum manisnya berpadu dengan balutan busana tradisional Melayu yang elegan, seakan menyempurnakan momen penuh kebanggaan itu. Di hadapan dewan juri dan penonton, Shinta dinobatkan sebagai Juara 1 Putri Melayu Provinsi Jambi 2025.

Bagi mahasiswi Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Jambi angkatan 2022 ini, kemenangan bukan sekadar gelar. Lebih dari itu, ia ingin membawa pesan tentang pentingnya melestarikan budaya Melayu di tengah arus modernisasi. “Menjadi Putri Melayu bukan hanya tentang penampilan, tapi juga tentang bagaimana kita memahami, mencintai, dan menjaga warisan budaya,” ungkap Shinta setelah menerima penghargaan.

Pemilihan Putra Putri Melayu yang rutin digelar bersamaan dengan Festival Batanghari ini memang selalu menjadi ajang bergengsi. Peserta tak hanya dinilai dari kecantikan atau ketampanan, tetapi juga dari wawasan budaya, kepribadian, serta kemampuan mereka dalam mempresentasikan nilai-nilai Melayu di era kini.

Shinta, dengan latar belakang akademik di bidang farmasi, berhasil menunjukkan sisi lain dari dirinya. Ia tak hanya piawai di ruang laboratorium, tetapi juga mampu menampilkan kepribadian yang hangat, percaya diri, dan kaya wawasan tentang budaya lokal. Penampilan finalnya, yang menekankan peran generasi muda dalam menjaga identitas Melayu, membuat para juri jatuh hati.

Di kampus, Shinta dikenal sebagai sosok aktif dan berdedikasi. Rekan-rekannya di FKIK UNJA sering menyebutnya sebagai pribadi yang disiplin, sekaligus mudah bergaul. Tak heran, prestasi yang ia raih kini menjadi kebanggaan besar, bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga civitas akademika Universitas Jambi.

Festival Batanghari malam itu pun menjadi saksi lahirnya duta budaya baru. Shinta Nazwa kini memikul tanggung jawab untuk menjadi representasi generasi muda Jambi yang berdaya, berbudaya, sekaligus berprestasi. “Saya berharap bisa menginspirasi mahasiswa dan pemuda lainnya agar bangga dengan budaya kita sendiri, sekaligus berani bermimpi setinggi mungkin,” tuturnya penuh semangat.

Di balik sorot lampu panggung, kemenangan Shinta adalah kisah tentang kerja keras, dedikasi, dan kecintaan pada budaya. Sebuah cerita yang menegaskan bahwa mahasiswa tidak hanya bisa berprestasi di bidang akademik, tetapi juga bisa bersinar sebagai penjaga identitas budaya daerahnya.