TANGERANG, bungopos.com - Suasana Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Bayt Al-Qur’an, Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Pamulang, Tangerang Selatan, pada Sabtu (1/10/2025), terasa khidmat. Dalam acara bertema “Keteladanan Rasulullah dan Peran Ulama dalam Menjaga Akhlak dan Ilmu”, hadir ulama kharismatik KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, yang menyampaikan pesan sederhana namun mendalam: beragama seharusnya membuat hati tenang dan rileks.
“Beragama itu mestinya membuat hati nyaman,” tutur Rais Syuriyah PBNU tersebut dengan nada lembut. “Allah sangat senang ketika hamba-Nya menghitung dan mengakui nikmat yang telah diberikan.”
Menurut Gus Baha, ketenangan dalam beragama lahir dari kesadaran bahwa kasih sayang Allah selalu mendahului murka-Nya.
Umat Islam, katanya, seharusnya merasa tenteram ketika beribadah dan tidak menjadikan agama sebagai sumber kecemasan.
Dalam ceramahnya, Gus Baha menceritakan kisah seorang A’rabi (Badui) yang datang mengadu kepada Nabi Muhammad SAW. Orang itu berkata bahwa ia tidak memiliki apa pun untuk disyukuri — tak punya harta, tak punya istri, dan merasa hidupnya kosong.
Nabi kemudian menatap ke arah sandal yang dipakai sang Badui, lalu bersabda bahwa dua sandal itu adalah nikmat besar.
“Jika engkau tidak memiliki sandal itu,” ujar Nabi, “kakimu akan terbakar panas pasir.”
Melalui kisah sederhana itu, Gus Baha mengingatkan bahwa nikmat Allah sering kali tersembunyi dalam hal-hal kecil yang kita anggap sepele. Kesadaran akan hal itu membuat hidup terasa lebih ringan dan hati lebih damai.
“Kalau kita bisa melihat nikmat dari hal sekecil itu,” ujarnya, “kita akan lebih mudah bersyukur dan hidup pun jadi tenang.”
Pesan Gus Baha sore itu menutup acara Maulid dengan kehangatan: bahwa meneladani Rasulullah bukan hanya melalui ibadah besar, tapi juga dengan menemukan kebahagiaan dalam syukur sederhana setiap hari.(***)