A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: fopen(/tmp/pupr_clssess_loi500p8re2p8479obe7r06gs6jhkgoo): Failed to open stream: No space left on device

Filename: drivers/Session_files_driver.php

Line Number: 178

Backtrace:

File: /var/www/bungopos.com/application/controllers/Berita.php
Line: 7
Function: __construct

File: /var/www/bungopos.com/index.php
Line: 321
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: session_start(): Failed to read session data: user (path: /tmp)

Filename: Session/Session.php

Line Number: 143

Backtrace:

File: /var/www/bungopos.com/application/controllers/Berita.php
Line: 7
Function: __construct

File: /var/www/bungopos.com/index.php
Line: 321
Function: require_once

Kuota 30 Persen Perempuan Masih Mengecewakan, Ini Alasannya
Ilustrasi : perempuan dalam politik

Kuota 30 Persen Perempuan Masih Mengecewakan, Ini Alasannya

JAKARTA, bungopos.com - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dzuriyatun Toyibah menyatakan bahwa keterwakilan perempuan di panggung politik masih jauh dari harapan. Pasalnya, meskipun kuota minimal disediakan 30 persen tetapi belum merambah ke semua lini.

"Tapi faktanya keterwakilan perempuan di berbagai lini tidak lebih dari 15 persen," kata Dzuriyatun Toyibah saat diskusi buku Fikih Kepemimpinan Politik Perempuan yang digelar Islami.co dan Rumah KitaB di Outlier Cafe & Studio Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.Hal itu, lanjutnya, dikarenakan penafsiran agama yang subordinatif terhadap perempuan masih merajalela. Selain itu, perempuan yang berjuang masih kerap mendapat stigma negatif dari sebagian laki-laki.

"Perempuan yang berkiprah di politik masih dianggap ambisius, yang lebih condong bermakna negatif," kata perempuan yang disapa Prof Ibah itu. Prof Ibah juga mempertanyakan ketimpangan antara keterwakilan perempuan di bidang politik.

Mengapa keterwakilan perempuan di dunia politik tidak sebanding dengan jumlah sumber daya perempuan yang tersedia? (***)

Editor: arya abisatya
Sumber: NU Online