Keren ! Mahasiswa Unja Masuk Nominasi Anugerah KPAI 2025

MENDALO DARAT, bungopos.com – Di balik senyum tenang dan langkah yang bersahaja, Fenny Ariani menyimpan tekad besar untuk masa depan anak-anak. Mahasiswi Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi (FEB UNJA) ini menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional setelah masuk dalam Nominasi Lembaga Masyarakat Peduli Anak pada ajang Anugerah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 2025. Penghargaan tersebut diterimanya dalam seremoni penganugerahan yang digelar di Studio TVRI, Jakarta.

Pengakuan nasional ini bukan datang secara tiba-tiba. Ia merupakan buah dari kerja panjang, konsistensi, dan kepedulian Fenny Ariani terhadap dunia anak, khususnya di kawasan Kota Seberang, Jambi. Di wilayah inilah Fenny menggagas dan menghidupkan Rumah Baca Jambi Kota Seberang (Rumah Baca Jakose), sebuah ruang belajar berbasis komunitas yang ramah anak dan terbuka bagi siapa saja.

Sebagai penggerak sekaligus Kepala Sekolah Rumah Baca Jakose, Fenny tidak hanya menghadirkan buku dan kegiatan membaca. Lebih dari itu, ia membangun ruang aman bagi anak-anak untuk tumbuh, belajar, dan merasa didengar. Kegiatan literasi, pendampingan belajar, hingga advokasi perlindungan anak dijalankan secara konsisten, menjadikan Rumah Baca Jakose bukan sekadar tempat membaca, melainkan rumah harapan.

Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, Fenny percaya bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama. Keyakinan itu mendorong Rumah Baca Jakose aktif menjalin kolaborasi dengan sivitas akademika Universitas Jambi. Berbagai dukungan hadir melalui program PPK Ormawa, Pro-Ide, serta kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Sinergi juga terbangun dengan berbagai organisasi dan unit mahasiswa, seperti Himpunan Mahasiswa Psikologi UNJA, UKM FPCI UNJA, UTMC UNJA, mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UNJA, hingga relawan mahasiswa lintas fakultas. Setiap pekan, mereka terlibat langsung dalam kegiatan literasi, pendampingan belajar, dan penguatan karakter anak-anak di Rumah Baca Jakose.

Bagi Fenny Ariani, penghargaan dari KPAI bukanlah garis akhir, melainkan pengingat akan tanggung jawab yang lebih besar. Ia melihat pengakuan ini sebagai milik bersama—milik anak-anak yang berani bermimpi, para relawan yang setia mendampingi, dan seluruh pihak yang percaya bahwa literasi dan perlindungan anak adalah fondasi masa depan bangsa.

BACA JUGA: Wow ! Mahasiswa Unja Juara 3 Penulisan Cerpen Internasional

Dari Mendalo hingga panggung nasional, langkah Fenny Ariani membuktikan bahwa kepedulian yang tumbuh dari komunitas mampu menjangkau Indonesia. Sebuah inspirasi tentang bagaimana peran mahasiswa, ketika disertai empati dan keberanian, dapat menghadirkan perubahan nyata.

Dalam acara penganugerahan yang mengusung tema “Anak Terlindungi, Generasi Emas Berdaya Saing”, Menteri PPPA Arifah Fauzi menekankan pentingnya memperkuat ekosistem perlindungan anak sebagai fondasi Generasi Emas 2045. Ia memberi apresiasi kepada seluruh nominator yang telah menghadirkan praktik baik di berbagai lini.

 “Kepedulian komunitas lokal adalah denyut perubahan. Mereka membuktikan bahwa perlindungan anak bermula dari keberanian untuk peduli,” ujar Menteri PPPA.

BACA JUGA: Didampingi Akademisi Unja, Desa Setiris Berhasil Produksi Beras

 Fenny Ariani menyampaikan bahwa penghargaan tersebut merupakan hasil kerja kolektif seluruh relawan dan mitra, termasuk mahasiswa UNJA yang secara konsisten mendampingi anak-anak binaan Rumah Baca Jakose.

 “Penghargaan ini bukan hanya untuk kami, tetapi untuk setiap relawan yang tulus mendedikasikan waktu dan tenaga, termasuk para mahasiswa yang hadir setiap pekan untuk menemani anak-anak belajar dan bermain. Ini adalah bahan bakar bagi kami untuk terus memastikan hak anak atas literasi, pendidikan, dan lingkungan yang aman,” ungkap Fenny. (***)