Di Istana Merdeka, Presiden Prabowo Terima Laporan Perkembangan APBN 2025 dari Menkeu Purbaya

JAKARTA, bungopos.com – Rabu siang, 10 September 2025, suasana di Istana Merdeka terasa dinamis. Di balik pintu ruang pertemuan yang megah, Presiden Prabowo Subianto duduk berdampingan dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa beserta jajaran kementerian. Topik utama yang dibahas bukanlah hal sepele: perkembangan proses Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025 yang kini tengah bergulir di Senayan bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Pertemuan berlangsung dalam nuansa kerja yang intens. Purbaya, dengan map laporan tebal di tangannya, memaparkan perkembangan diskusi anggaran yang hingga kini masih berjalan alot dengan DPR. Usai pertemuan, ia berbicara singkat kepada awak media yang telah menunggu di halaman Istana.

“Kita melaporkan hasil proses diskusi anggaran dengan DPR,” kata Purbaya, menegaskan bahwa laporan kali ini bersifat menyeluruh dan mencakup keseluruhan struktur APBN.

Namun, ia tak lupa menekankan bahwa angka-angka dalam rancangan APBN masih bersifat sementara. Setiap postur anggaran, baik pendapatan maupun belanja, berpotensi berubah mengikuti dinamika pembahasan bersama parlemen. “Soal perubahan anggaran yang mungkin terjadi. Tapi saya belum bisa bicarakan karena masih didiskusikan dengan DPR,” jelasnya.

Meskipun demikian, Purbaya memastikan bahwa Presiden Prabowo mendapat gambaran utuh mengenai perkembangan perundingan. “APBN keseluruhan. Masih didiskusikan,” tambahnya singkat.

Bagi pemerintah, proses penyusunan APBN bukan sekadar menyusun tabel angka. Ia adalah fondasi arah pembangunan negara selama satu tahun penuh: mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga penguatan pertahanan. Kehadiran Presiden dalam menerima laporan langsung menandakan betapa seriusnya pemerintah memastikan setiap rupiah yang dianggarkan tepat sasaran.

Di halaman Istana, suasana sore itu terasa lebih lengang setelah konferensi singkat ditutup. Namun di balik pernyataan singkat Menteri Keuangan, publik bisa membaca pesan tersirat: bahwa pembahasan APBN masih jauh dari kata final. Ruang-ruang rapat di Senayan akan tetap dipenuhi diskusi hangat sebelum palu diketok. Dan pada akhirnya, masyarakat menanti bagaimana APBN 2025 benar-benar menjawab kebutuhan bangsa. (***)