JAMAAH HAJI : Kloter terakhir embarkasi Batam

H-1 Wukuf di Arafah, Ini Yang Harus Disiapkan Jamaah Haji

MAKKAH, bungopos.com--- Pemerintah Arab Saudi telah mengumumkan pelaksanaan Wukuf di Arafah jatuh pada 5 Juni 2025. Itu berarti jemaah haji asal Indonesia mulai diberangkatkan dari pemondokan menuju Arafah, sehari sebelum pelaksanaan puncak haji.

Sejak H-1 puncak haji yang dirangkai dengan kegiatan mabit di Muzdalifah dan Mina (Armuzna), jemaah haji butuh persiapan-persiapan khusus. Persiapan paling pokok adalah menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sebab, tiap-tiap jemaah haji dalam rentang waktu lama, minimal 3 hari (tanggal 8, 9, 10) terikat dengan ketentuan dan larangan ihram.

BACA JUGA: Jamaah Haji Gelombang Terakhir Mendarat di Jeddah, Misi Haji Tuntas

Selain itu mereka juga harus menuntaskan manasik haji lainnya, yakni tawaf, sai, lontar jamarat, dan tahallul di tengah kepadatan lautan manusia. Jemaah haji pada H-1 Armuzna juga penting menyiapkan dan melakukan hal-hal lain untuk kesempurnaan ibadah haji.

Pertama, mandi untuk Ihram yang dilakukan pada pagi hari tanggal 8 Dzulhijjah. Mandi untuk Ihram hukumnya sunnah yang dilakukan sebelum mengenakan kain Ihram. Jemaah haji pada saat ini belum terikat ketentuan dan larangan ihram, seperti memakai wewangian. Para ulama bahkan menganjurkan jemaah haji untuk memakai sabun wangi, parfum, dan minyak rambut, asalkan sebelum niat Ihram.

Kedua, memakai pakaian Ihram dan menanggalkan pakaian luar dan dalam bagi pria. Sementara jemaah haji perempuan menutupi seluruh anggota badannya, terkecuali muka dan telapak tangan. Ada baiknya karena suhu udara di Saudi pada pelaksanaan Armuzna diperkirakan sangat panas, menyediakan payung. Fungsinya bukan menutupi kepala tetapi melindungi badan dari hawa panas.

BACA JUGA: Saat Wukuf Suhu di Atas 50 Derajat, Jamaah Haji Dilarang Keluyuran Keluar Tenda

Ketiga, menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan selama Armuzna. Jemaah haji cukup membawa pakaian ganti sesudah ber-ihram. Obat-obatan, minyak oles, perlengkapan mandi, juga perlu dibawa untuk jaga-jaga jika sewaktu-waktu dibutuhkan sesudah ber-Ihram.

Keempat, membawa buku panduan dan doa haji yang telah disiapkan. Termasuk mushaf kecil al-Quran untuk tadarus selama Armuzna. Jemaah haji juga dapat memanfaatkan aplikasi Al-Quran serta doa-doa lain yang telah telah tersistem secara Android. Semua dapat disimpan dalam tas kalung yang sudah disiapkan.

Kelima, selalu dalam kelompok regu dan kelompok rombongan. Jemaah haji dituntut menjaga kekompakan rombongan supaya mudah terkoordinir dan cepat memperoleh informasi, mulai proses pengangkutan dari penondokan-Arafah, penempatan di tenda Arafah, pengangkutan Arafah-Muzdalifah-Mina, melontat jamarat, tawaf, sa'i, dan tahallul, dll.

BACA JUGA: Cuaca Panas Ekstrem, Jamaah Haji Asal Indonesia Diminta Jaga Pola Makan

Keenam, menyimpan barang-barang berharga di dalam koper besar yang terkunci rapat, dan tidak perlu dibawa selama Armuzna. Kunci gembok saja yang disimpan baik-baik agar tidak hilang. Khususnya jemaah haji kloter pertama, dikarenakan barang bawaan khusunya koper besar sudah terlebih dulu diangkut untuk dipulangkan ke Indonesia, maka sebaiknya menyiapkan keperluan-keperluan penting di koper kecil.

Ketujuh, khusus pada tanggal 8 Dzulhijjah sekalipun jemaah haji belum menjalankan wukuf, sebaiknya tetap berada di lingkungan kemah sesuai maktabnya. Meninggalkan rombongan, hanya untuk berkeliling maupun mengerjakan ibadah di luar lokasi yang sudah ditentukan, dapat membawa resiko jemaah terpencar dan tersesat.

Persiapan jemaah haji pada H-1 pelaksanaan Armuzna ini sangat berkontribusi didalam mendukung terciptanya ekosistem haji yang nyaman dan aman. Oleh sebab itu jemaah haji dituntut aktif bekerjasama agar terwujud kesuksesan pelaksanaan haji 1446 H. (***)

Editor: Arya Abisatya
Sumber: www.kemenag.go.id